Kamis, 03 April 2014

Kematian,Saat Menerima Balasan atau Imbalan



    Pada ajaran agama ada ucapan sebagai berikut :
    “Sesudah mati kau akan mempertanggung jawabkan semua pikiran, ucapan dan perbuatan-perrbuatan selama hidup”

    Memang demikianlah perrjalanan hidup tiap insan, tanpa kecuali.
  • Arwah dalam bentuk rekaman-rekaman akan mengalami rasa nikmat dan rasa derita sebagai imbalan atas pikiran, ucapan dan tindakan selama hidup.
  • Arwah tidak memiliki lagi badan / tubuh lahiriah (frekwensi rendah), tapi hanya terdiri atas kumpulan rekaman-rekaman.

Pertanyaan :Bagaimana bisa timbul rasa nikmat atau rasa derita tanpa adanya tubuh lahiriah ???

  • Pertanyaan ini wajar, sebab tiap orang mempunyai bayangan / gambaran serta keyakinan, bahwa pribadinya adalah tubuhnya yang mengandung berbagai sifat dan memiliki perasaan.
  • Oleh sebab itu susah membayangkan “rasa” tanpa tubuh atau tanpa peranan tubuh.
  • Untuk membantu supaya lebih dimengerti / dihayati bahwa tanpa peranan tubuh bisa saja rasa derita / nikmat, perrlu diberi contoh-contoh dari orang-orang yang sedang tidur, sebagai berikut :
  1. Siang hari bertengkar mulut dengan salah satu saudara / tetangga. Malam hari bisa bermimpi sedang berkelahi / bergulat dengan lawan. Kemudian terbangun / dibangunkan dengan jantung berdebar-debar. Dalam hal ini mungkin saja badan / tubuh tidak berperan, hanya diam saja, tapi bisa saja merasa sakit terpukul, kulit terkoyak dan sebagainya. Yang jelas adalah rasa derita yang dialami pada saat-saat tidut itu.
  2. Seseorang sedang dicari oleh yang berwajib (polisi) sebab tersangkut perbuatan tercela. Malam hari bermimpi dikepung, ditangkap, dipukuli oleh massa. Bisa teriak-teriak dalam mimpi sambil minta ampun sebab kesakitan. Terbangun atau dibangunkan dengan jantung berdebar-debar, wajah pucat, nafas terputus-putus, rasa capai dan lemas. Dalam hal ini badan / tubuh tidak berperan, tapi rasa sakit dipukuli jelas sekali.
  3. Seseorang mencapai sesuatu yang dikagumi oleh orang-orang. Sebagai imbalan telah direncanakan suatu penghargaan yang cukup memuaskan. Bisa saja sebelum harinya menerima imbalan, yang bersangkutan sudah mimpi hadir disuatu keramaian, dimana ia menjadi pusat perhatian. Merasa puas dengan hidangan-hidangan yang disajikan, merasa kenyang dan mungkin saja dalam tidurnya ia mengucapkan “terima kasih” berulang kali kepada orang-orang yang dibayangkannya menyampaikan ucapan selamat kepadanya.


    Kiranya 3 contoh ini cukup memberi pengertian rasa nikmat dan rasa derita yang dialami sesudah mati.
    Yang harus dipertanggungjawabkan sesudah mati termasuk pula rekaman-rekaman dari :
    (a)  Perasaan / derita orang-orang yang pernah kita rugikan dan mengetarkan amarah, benci, dendam,
          dengki dan sebagainya terhadap kita. (Jika diketahui bahwa kitalah yang menjadi penyebab)
    (b) Perasaan / derita orang-orang yang dirugikan oleh tindakan / siasat kita, walaupun tidak diketahui
          bahwa kitalah yang menjadi penyebabnya.
    (c) Ilmu-ilmu mistik dengan menggunakan roh-roh halus (khusus, disengaja) yang pernah dipelajari
          diterima dari orang-orang pintar “Dukun” walaupun digunakan untuk menolong orang-orang.
    (d) Kerusakan lingkungan alam dalam ukuran luas, melebihi batas-batas dalam usaha mempertahankan
         eksistensi diri kita.

    Contoh-contoh derita yang dialami sesudah mati dalam hubungan dengan rekaman-rekaman tersebut diatas umpamanya :
  1. Kita sedang mengejar orang / lawan. sekonyong-konyong kita jatuh kejurang yang cukup dalam, terbentur dibatu-batuan tajam dan tergelinding kesuatu genangan air yang sedang mendidih.
  2. Menurut bayangan / perasaan tubuh kita sebagai manusia berubah misalnya menjadi kuda yang harus menarik gerobak dari orang yang pernah kita kenal. Kita dicambuk berulang kali sebagai kuda gerobak sebab orang itu tidak menyadari bahwa kita sebagai kenalanlah yang disakiti.
  3. Dalam bayangan kita melakukan tugas menyembuhkan orang dengan cara misalnya : Harus menghisap nanah dan darah dari luka borok yang sudah membusuk.
  4. Memetik sebuah kelapa yang kita butuhkan menggunakan sebatang tongkat / galah, menarik buah kelapa dengan sekuat tenaga dan pohon kelapanya roboh, sekalian menimpa tubuh kita sampai remuk.


    Contoh-contoh nikmat : (Sorga) sebagai imbalan atas pikiran / ucapan / tindakan positip dapat kita bayangkan / karang sendiri selanjutnya.
    Jika kita renungkan secara jujur pikiran / ucapan / tingkah laku kita selama hidup ini, pasti kita sampai pada kesimpulan yang tidak menggembirakan.
    Semoga renungan itu membawa perubahan positip pada diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar